PENTINGNYA UNSUR CA DALAM TANAH
Februari 10, 2012 Tinggalkan komentar
PENTINGNYA UNSUR CA DALAM TANAH
Peranan calcium (Ca)
Ca adalah unsur yang penting di dalam tanah. Maka perlu kita perhatikan kembali,
bahwa koloid-koloid humus sampai dengan liat, dapat berjonjot karena Ca, dengan
adanya Ca struktur tanah menjadi mantap dan karena Ca ini pula dapat
mempengaruhi semua sifat fisik tanah, karena:
1. Ca adalah kat-ion tukar yang penting sehingga dengan demikian Ca berperan
mengatur daya absorpsi tanah.
2. Ca membantu daya pengikatan P.
3. Ca merupakan dasar yang utama untuk mempertahankan pH pada batas-batas
yang cukup netral.
4. Tetapi bila terlalu banyak Ca maka dapat mengganggu unsur-unsur mikro yang
utama kecuali Mo dengan mengakibatkan terjadinya defisiensi unsur-unsur
tertentu.
5. Sebaliknya bila keadaan yang biasa saja, Ca akan membantu kehidupan
jasad-jasad mikro dan dapat mempercepat dekomposisi (pembusukan)
bahan-bahan organik.
Selain semua yang tersebut di atas, dengan adanya Ca secara langsung dapat
mempengaruhi kehidupan tanaman. Tanaman menghisap Ca sebanyak 20 — 300
kg/Ha/tahun dengan bentuk CaO.
Ca membantu tumbuhnya dinding sel, perkecambahan, perakaran dan memberi
kekuatan pada Leguminose yang tidak berkayu. Ca dapat menetralisasi asam-asam
organik dan mengatur penggunaan yang tepat dari K, Mg, S dan Cu.
Kita ketahui pula bahwa Ca merupakan salah satu unsur perkembangan dan
kesehatan ternak, dus dengan demikian Ca mutlak diperlukan untuk produksi hewani,
sebagai contoh untuk I I susu mengandung 1,25 — 2,30 gr Ca.
Maka untuk ternak sangat penting, memerlukan makanan yang banyak mengandung
Ca.
Sebab-sebab kebutuhan Ca
Ada beberapa jenis tanah yang sama sekali tidak mengandung Ca; hal ini disebabkan
karena geologisnya, seperti tanah granit atau tanah-tanah pasir tertentu.
Ada pula jenis tanah liar yang mengandung Ca walaupun cuma sedikit.
Sebaliknya ada jenis-jenis tanah yang banyak mengandung Ca Banyaknya kandungan
Ca adalaha :
a. Karena Ca tercuci yang disebabkan air perkolesi, yakni air yang penuh dengan
gas C mencairkan Ca yang selanjutnya terbawa oleh air.
b. Banyak Ca yang dihisap oleh tanaman, lebih-lebih oleh tanaman Leguminose,
di mana dalam satu tahun bisa mencapai 300 kg/Ha. Karena proses penukaran
yang menyebabkan kat-ion dari pupuk (K , NH4) diikat sehingga 100 kg ZA
mengikat 100 kg Ca karbonat dan 100 kg K mengikat 60 — 70 kg Ca.
Bila jumlah ini betul maka 600 — 800 kg CaO per Ha per tahun hilang pada tanah
yang sedang ditanami dan dipupuk.
Sebaliknya bila tanah itu miskin akan CaO maka tanah ini akan menjadi semakin
asam.
Maka hendaknya proses kemasaman ini kita hentikan dengan penggunaan
pupuk yang mengandung Ca.
Gejala-gejala tentang kekurangan akan kapur (Ca)
Gejala-gejala bahwa tanah itu menderita kekurangan kapur, ialah:
— Pengolahan tanah menjadi semakin berat, karena struktur tanah semakin jelek.
— Tanah sukar mengering, karena air kebanyakan tinggal pada permukaan tanah.
— Sisa tanaman yang terpendam berwarna kebiru-biruan karena tidak cepat
membusuk.
— Tumbuh-tumbuhan yang ada tanpa ditanam berubah dan tumbuhlah tanaman-
tanaman yang khas untuk lingkungan masam.
Untuk menentukan dosis pemupukan kapur yang tepat, harus diadakan analisis tanah,
terlebih dahulu pH tanah yang menunjukkan keasaman tanah, karena tidak memberi
keterangan tentang dosis pemberian kapur, maka pengapurannya tergantung daya
hisap tanah.
Maka perlu diusahakan suatu rencana netralisasi tanah. Dalam prakteknya,
berdasarkan nilai pH dan kandungan liat serta humus, yang ditentukan dosis rata-rata
setelah diadakan pemeriksaan tanah.
Usaha-usaha untuk meningkatkan kadar Ca (kapur).
Menurut bentuknya ada Ca yang cepat dibebaskan (lepas), sebaliknya ada yang
kurang cepat, tetapi dalam dosis selalu dinyatakan dalam bentuk CaO.
Kita harus ingat bahwa tiap 100 kg kapur batu, sama dengan 74 kg kapur mati atau
Ca (OH), dan sama dengan 56 kg kapur hidup atau CaO.
Pupuk yang berasal dari kapur dapat digolongkan menurut asalnya dan menurut
pengolahan yang telah dipakai, ialah:
1) Pupuk yang berasal dari kapur alam: Ini adalah produksi pupuk yang digali dan
langsung dapat dipergunakan. Misalnya:
a. Tanah napal yang merupakan karang halus yang pada pokoknya terdiri dari
Ca dan tanah liat dan kandungan CaO-nya rata-rata 15 — 30%.
Bila terkena udara bebas secara langsung, maka karang ini mudah terpecah
dan tersebar pada lapisan.
b. Ada lagi tanah yang berasal dari pecahan kulit kerang, pada saat digali dapat
dipakai secara langsung kandungan CaO-nya rata-rata 35 — 50%.
c. Ada lagi endapan laut, ialah pasir yang tercampur dengan kerang yang
mengandung 15 — 30% CaO yang dapat dipakai secara langsung di daerah
pantai dan endapan yang mengandung banyak sisa-sisa ganggang halus
40% CaO dan 5% Mg, banyak mengandung unsur-unsur mikro dan sedikit
bahan organis.
2) Pupuk dari kapur tohor: Kapur ini adalah hasil pembakaran batu kapur yang
dipanaskan 1000 — 1.100° C. Kandungan CaO tergantung dari CaCO1 pada
kapur.
Kapur hidup yang tinggi mengandung lebih dari 90% CaO, yang sedang hanya
75 — 90% dan yang rendah kurang dari 75%.
sumber: http://www.facebook.com/groups/asosiasipepayaindonesia/doc/241996389203364/